"Dan dari mana saja kamu ke luar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram; sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang haq dari Tuhanmu.” (Q.S. Al-Baqarah [2] : 149).
Ka’bah telah berdiri cukup lama di Tanah Arab sebagai pusat arah/ pemersatu bagi umat Islam sedunia dalam melaksanakan ibadah.
Umat Islam telah diatur oleh Allah swt sedemikian rupa, sehingga Ka’bah memiliki simbol multi dimensi sebagai kesatuan arah, satu tujuan, satu pemikiran, satu aqidah, satu Tuhan, satu Kitab yang juga merupakan satu titik tumpuan. Di pelosok dunia manapun, umat Islam wajib hukumnya untuk menghadapkan wajahnya ke arah Ka’bah (Masjidil Haram), ketika mendirikan sholat atau syariat lainnya. Bila tubuh kita tidak menghadap ke arah Ka’bah, maka sholatnya tidak sah. Kecuali sholat di atas kendaraan atau memang tak tahu arah. Dengan demikian, maka arah yang menuju ke Masjidil Haram merupakan ketentuan yang pasti (haq) dari Allah swt dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Firman Allah swt : “Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”(QS Al-Baqarah[2] : 144).
MASALAH ARAH KIBLAT
Melihat lokasi ummat yang bertebaran di muka bumi ini dengan segala bentuk geografisnya, maka ada beberapa alasan/ tempat yang agak sulit untuk menetapkan akurasi arah kiblat, sbb :
1. Jalan atau gang yang berbelok-belok dan agak serong tak beraturan.
2. Bangunan masjid, musholla, rumah disesuaikan dengan lurusnya jalan.
3. Di lapangan yang terbentang luas.
4. Di stadion olah raga yang bentuk bangunannya bulat.
5. Di atas kapal yang sedang lego jangkar (di tengah laut).
6. Di tempat-tempat yang masih asing dan tidak ada orang tempat bertanya.
7. Di tepi pantai yang bentuknya berliku-liku.
8. Di tengah perjalanan baik di darat, di laut dan di udara.
9. Pergeseran lapisan bumi.
10. Bangunan masjid lama yang penentuan arah kiblatnya atas dasar perkiraan.
ILMU FALAKIYAH
Al-Falak sebagai ilmu hitungan atas dasar geografis dan astronomis merupakan bahan kajian (ijtihad) bagi tiap muslim, agar pelaksanaan ibadah dapat dilakukan secara tepat waktu dan tepat arah.
APLIKASI ARAH KIBLAT
Semua benda angkasa selalu bergerak kontinyu baik berputar pada porosnya seperti gasing dan berjalan sesuai garis edarnya secara 3 dimensi. Termasuk di antaranya bulan, bumi dan matahari yang ketiga-tiganya dijadikan pedoman untuk penentuan waktu shalat, larangan shalat, jadwal puasa, pergantian bulan dan tahun serta penentuan arah kiblat. Khusus untuk arah kiblat, aplikasinya bisa digunakan untuk arah bangunan masjid/ musholla bila lahannya luas, arah shalat dan untuk menentukan arah menidurkan jenazah baik di rumah maupun posisi di pemakaman.
WAKTU PERPUTARAN MATAHARI
Teori menunjukkan bahwa bumi mengelilingi matahari secara konstan dan masing-masing juga beredar sesuai garis edarnya. Oleh karena ummat manusia berada di bumi, maka seakan-akan bumi kita diam dan matahari-lah yang berjalan.
Firman Allah : “Dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan.” (Q.S. Luqman [31] : 29). Sesuai pengamatan, setahun matahari berputar sebanyak 365,2425 hari atau 365 hari 5 jam 49 menit 12 detik. Karena angka ini ganjil, maka pada tahun Kabisat dibuat berumur 366 hari, sedangkan tahun Basithoh berumur 365 hari. Tiap 4 tahun sekali, satu tahun berumur 366 hari dan selama tiga tahun berumur 365 hari. Perputaran rutin inilah, maka kita dapat menghitungnya secara tetap untuk berbagai kepentingan.
GARIS EDAR MATAHARI
Peredaran matahari di atas bumi melilit dan mondar mandir tak pernah berhenti di seputar 23,5° Lintang Selatan sampai 23,5° Lintang Utara. Firman Allah : “Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Yasin [36] : 38).
MATAHARI DI ATAS KA’BAH
Ka’bah yang posisinya 21° 25’ 21” Lintang Utara, 39° 49’ 34” Bujur Timur, akan dilintasi matahari tepat di atasnya pada tiap tanggal :
28 Mei pukul 12.18 waktu Saudi (16.18 WIB).
16 Juli pukul 12.27 waktu Saudi (16.27 WIB).
Oleh karena dilintasi 2 kali setahun, maka tanggal tersebut diperingati sebagai Yaumu ar Rasdi al Qiblah (Hari Penentuan Arah Kiblat)
MENGAMATI BAYANGAN
Dengan terjadinya matahari tepat di atas Ka’bah, maka secara rutin (tetap) semua bayangan benda tegak di setengah dunia akan tertuju ke arah Kiblat. Allah swt telah memberikan isyarat : “Apakah kamu tidak memper-hatikan (penciptaan) Tuhanmu, bagai-mana Dia memanjangkan (dan memen-dekkan) bayang-bayang; dan kalau Dia menghendaki niscaya Dia menjadikan tetap bayang-bayang itu, kemudian Kami jadikan matahari sebagai petunjuk atas bayang-bayang itu.” (Q.S.Al-Furqan [25] : 45). Bayangan itu dialami juga di Jakarta dan di kota-kota lainnya. Waktu tersebut adalah titik tengah dan masih ada waktu toleransi 2 hari sebelum dan 2 hari sesudahnya serta ± setengah jam sebelum dan sesudahnya.
Arah kiblat berdasarkan bayangan ini adalah cara alamiah, mudah, murah dan tanpa harus mendatangkan ahli falakiyah.
RASDU AL QIBLAH
Menurut perhitungan, khususnya di Jakarta dan sekitarnya, sudut yang mengarah ke Kiblat adalah Azimuth 295,1°.
Pada sudut ini, setiap hari matahari akan melintasi posisi ini. Sehingga untuk mengukur arah Kiblat tidak hanya tanggal 28 Mei dan 16 Juli, melainkan pada jam-jam tertentu.
GARIS SHAFF
Untuk memberikan kemudahan dalam menentukan garis shaff yang akurat, tiap hari pada jam tertentu, kita dapat mengamati bayangan benda tegak, ketika posisi matahari berada pada Azimuth 25,1°
BAGAIMANA CARANYA ?
1. Tancapkan tiang tegak lurus atau manfaatkan dinding bangunan, yang memungkinkan terjadinya bayangan.
2. Stel jam anda secara benar (RRI).
3. Tunggu waktu sesuai jadwal.
4. Lihat tabel jam Kiblat di atas, amatilah arah bayangan yang tertuju ke matahari, itulah arah Kiblat yang akurat.
5. Lihat tabel jam Shaff di atas, amatilah arah bayangan, itulah arah garis shaff sholat kita yang akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar