- Ketika suami sedang berbicara, dengarlah dengan baik, diam dan tidak memotong pembicaraannya.
- Sikap suami hendaklah diterima dengan syukur, tidak menjawab apabila dimarahi dan bersabar ketika hati disakiti karena kadang-kadang dia sengaja hendak menguji kita. Anggaplah marahnya suami adalah karena dosa si isteri. Karena Allah murkalah, maka Allah datangkan hukuman melalui suami.
- Cepat bertindak ketika suami berharap sesuatu sekalipun sedang letih. Tegasnya, taat kepada kehendak suami kecuali kehendak yang melanggar syariat.
- Memenuhi keperluan suami dengan baik, mengutamakan kehendak suami daripada kehendak anak-anak (disinilah tanda kasih sayang terhadap suami). Jika diijinkan bolehlah mendahulukan kehendak anak atau orang lain.
- Ketika berhadapan dengan suami, hendaklah senantiasa berhias diri, bersihkan mulut, berwangi-wangian di dalam rumah dan berwajah manis.
- Memuliakan ibu bapa dan keluarga suami, menghormati isteri-istennya (madu kita) dan melayani anak-anak suami (anak tiri kita) dengan baik.
- Menjaga ketenteraman hati suami, membantu menyelesaikan masalah suami atau sekurang-kurangnya menunjukkan rasa gembira dan simpati.
- Menjaga harta suami dengan baik dan jangan mengkhianatinya, menjaga kebersihan dan kerapian rumah. Menyediakan peralatan mandi atau pakaian sebelum suami ke kamar mandi.
- Menghormati suami, berdiri mengantar kepergian suami dan menyambut kepulangannya dengan senyuman.
- Mesti sama-sama merasakan perasaan suami :
Senang kalau ia senang dan bersimpati kalau ia berduka.
Bergurau kalau ia bergurau, tenang kalau ia tenang.
Terhibur ketika menerima pemberian suami.
Tidak memperkecilkannya.
Tegasnya, dapat menyelami perasaan suami dan sanggup
berkorban demi kesenangan suami. - Memelihara maruah suami.
- Memahami suami, jika dia pemimpin membantu dia dengan mengambil berat soal kebajikan anak-anak buahnya. Jika suami guru, kita hendaklah melengkapkan diri dengan ilmu. Hendaklah kita siap dengan apa saja keadaan, kedudukan atau perbuatan suami.
- Senantiasa mendoakan suami dan tidak menyusahkan suami dengan kehendak pribadi. Senantiasa berakhlak baik dengan suami, tidak bertengkar di depan anak-anak. Hendaklah membela suami atau keluarga suami jika terfitnah, walaupun hati sendiri yang terluka.
- Pastikan niat kita melayan suami semata-mata mengharapkan keredhaan Allah, semoga suami kuat beribadah, berjuang bersungguh-sungguh pada jalan Allah, agar terjalin kasih sayang karena Allah dan mendapat keturunan yang banyak dan baik.
- Hendaklah isteri senantiasa bersikap malu kepada suaminya.
- Memelihara kehormatan ketika suami tidak ada di rumah.
- Merasa cukup dengan apa yang ada (qana’ah).
- Selalu bersikap belas kasihan serta merasa takut kepada suami
dan senantiasa merasa diri kita yang bersalah. - Merasakan suami mempunyai kelebihan. Diantara sabda
Rasulullah SAW bermaksud:
“Allah Tabaraka wa Taala membenci seorang isteri yang tidak berterima kesih kepada suaminya, sedang ia memang memerlukan suaminya.”
(Riwayat An Nasai)
“Siapa saja isteri yang keluar rumah tanoa ijin dari suaminya, tetaplah ia di dalam kemurkaan Allah sampai ia kembali atau suaminya redha kepadanya.”
(Riwayat Al Khatib)
“Apabila seorang wanita sholat lima waktti berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya, mematuhi suaminya, maka dapatlah dia memasuki Surga.”
(Riwayat Al Bazzar)
http://kawansejati.ee.itb.ac.id/206-panduan-berhadapan-dengan-suami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar