Singha Barwang atau terkenal juga dengan Macan Ali adalah simbol dan bendera kerajaan di Cirebon yang digunakan sejak zaman kerajaan Indraprahasta ( ± 300-400 M ), Wanagiri, Singhapura, dan terakhir kerajaan Cerbon ( 1482 M ). Macan Ali merupakan kaligrafi berbentuk seekor macan atau singa, bertuliskan kalimat syahadat “LAILAHA ILLALLAH MUHAMMAD DARROSULALLAH”.
Sebuah kalimat suci atas pengakuan Allah sebagai Tuhan dan Muhammad sebagai utusan Allah, kalimat yang wajib diucapkan bagi setiap orang yang masuk Islam.
Dalam bendera Macan Ali terdapat:
1. Tulisan “Bismillah” dan ayat-ayat Al Quran yang melambangkan keagungan Allah.
2. Dua bintang dengan delapan sisi yang melambangkan Nabi Muhammad dan Fatimah.
3. Singa Kecil dan besar serta dua buah pedang yang menyilang yang melambangkan pedang zulfikar milik Imam Ali.
4. Singa besar yaitu Asadullah atau singa Allah yang diterjemahkan dengan Macan Ali.
5. Lima orang manusia suci sebagai sumber petunjuk dan hidayah.
Dengan adanya lambang kerajaan berbentuk Macan Ali menunjukkan keseriusan Cirebon sebagai pusat penyebaran agama Islam di wilayah barat pulau Jawa. Terbukti hanya dalam satu abad kepemimpinan Sunan Gunung Jati Islam telah berkembang pesat di sebagian besar Jawa Barat menggeser kerajaan Hindu Pajajaran.
Bendera ini pernah berkibar ketika kerajaan Cerbon dan Demak mengusir Portugis dari Sunda Kelapa ( 1528-1529 M ). Penyerangan ini dipimpin oleh ulama kharismatik Tu Bagus Pasei atau Fadilah Khan atau Fatahillah atau Faletehan bersama pasukan Cirebon. Adapun pasukan Cirebon yang ikut bertempur adalah Angkatan Laut Sarwajala dipimpin oleh Ki Ageng Bungko, Angkatan Darat Yudha Laga dipimpin oleh Pangeran Cirebon, Pasukan Khusus Singha Barwang Jalalullah yang terdiri dari para pendekar harimau yang dipimpin oleh Adipati Cangkuang, dan para pendekar cadangan yang dipimpin oleh Adipati Keling. Bendera Macan Ali bersanding dengan bendera panji Demak yang bergambar dua pedang menyilang dibawahnya terdapat lafadz syahadat berkibar diatas prahu Bantaleo mengiringi kepergian pasukan besar ini. Kemenangan gemilang akhirnya dapat mereka raih dengan mudah.
Walaupun kerajaan Cerbon sudah runtuh, semangat keagamaan dan nilai-nilai tradisi yang saling mengisi akan tetap lestari hingga saat ini. Kad Lalancana Singha Barwang Dwajalullah akan tetap berkibar di hati sanubari Wong Cerbon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar